Dalam tulisan ini saya akan membahas tentang apa yang saya
dapatkan dalam perkuliahan Cross Culture. Dalam perkuliahan tersebut kami
membahas tentang Derogatory words dan tentang pengaruh penggunaan media.
Derogatory words menurut perkuliahan kemarin yang saya tangkap adalah penggunaan kata yang agak rancu dan menjurus tidak sopan. Seperti pengguna kata-kata yang menjurus menyudutkan suatu suku atau suatu suku. Seperti “hitam, Negro, Papua” penggunaan kata tersebut sering digunakan untuk menuduh seseorang dengan penggunaan ciri dari apa yang dilihat seseorang.
dan kebanyakan orang Indonesia latah dengan kata-kata tersebut. Contoh saja Orang dari luar negeri yang tinggal atau plesir ke Indonesia yang mempunyai kulit putih, Orang Indonesia akan menyebutnya Bule. Pada saat mereka jalan-jalan di Indonesia, masyarakat Indonesia akan menegur, “halo Mr. atau Hallo Mrs.” Atau mereka bilang “ hey ada bule nyasar”Padahal orang yang dikiranya seperti orang bule belum tentu mereka bule asli ( orang asing). Ternyata orang Indonesia juga ada yang seperti bule. Bukan karena keturunan, tetapi dai adalah orang albino. Yang lebih parah mereka akan memanggil “ Bule Tangerang” atau dimana mereka berasal.
Nah keadaan ini yang membuat kebiasaan ini bertambah parah dengan adanya media yang lebih memperparah keadaan yang ada. Seperti salah satu acara televise yang ada di Indonesia yang menggunakan kata-kata seperti “Bule”. Nah penggunaan media yang tidak sesuai dapat mejadi masalah. Kemarin kita di perlihatkan tentang salah satu iklan burger yang dimana ada salah satu bintangnya adalah orang kulit hitam. Dan orang kulit hitam tersebut menggunakan seperti ciri-ciri yang ada, seperti suara yang keras, nada tempo yang cepat. Jadi yang membaca akan menyimpulkan bahwa orang berkulit hitam seperti itu.
Derogatory words menurut perkuliahan kemarin yang saya tangkap adalah penggunaan kata yang agak rancu dan menjurus tidak sopan. Seperti pengguna kata-kata yang menjurus menyudutkan suatu suku atau suatu suku. Seperti “hitam, Negro, Papua” penggunaan kata tersebut sering digunakan untuk menuduh seseorang dengan penggunaan ciri dari apa yang dilihat seseorang.
dan kebanyakan orang Indonesia latah dengan kata-kata tersebut. Contoh saja Orang dari luar negeri yang tinggal atau plesir ke Indonesia yang mempunyai kulit putih, Orang Indonesia akan menyebutnya Bule. Pada saat mereka jalan-jalan di Indonesia, masyarakat Indonesia akan menegur, “halo Mr. atau Hallo Mrs.” Atau mereka bilang “ hey ada bule nyasar”Padahal orang yang dikiranya seperti orang bule belum tentu mereka bule asli ( orang asing). Ternyata orang Indonesia juga ada yang seperti bule. Bukan karena keturunan, tetapi dai adalah orang albino. Yang lebih parah mereka akan memanggil “ Bule Tangerang” atau dimana mereka berasal.
Nah keadaan ini yang membuat kebiasaan ini bertambah parah dengan adanya media yang lebih memperparah keadaan yang ada. Seperti salah satu acara televise yang ada di Indonesia yang menggunakan kata-kata seperti “Bule”. Nah penggunaan media yang tidak sesuai dapat mejadi masalah. Kemarin kita di perlihatkan tentang salah satu iklan burger yang dimana ada salah satu bintangnya adalah orang kulit hitam. Dan orang kulit hitam tersebut menggunakan seperti ciri-ciri yang ada, seperti suara yang keras, nada tempo yang cepat. Jadi yang membaca akan menyimpulkan bahwa orang berkulit hitam seperti itu.
Kemarin juga terdapat salah satu Video bagaimana iklan sebuah hamburger di buat. Mula-mula dengan roti, lalu dagingnya dibakar dan diberi suatu warna agar terlihat seperti di panggang dengan arang, kemudian kita diperlihatkan bagaimana menyusunya. Ternyata mereka hanya menempel2 saja sehingga jadilah sebuah hamburger yang indah tetapi menakutkan. Karena dala humburger terdapat lidi dan besi untuk menempel.
Dan
dalam penbuatan iklan kentang goreng terlihat bagaimana iklan kentang goreng
tersebut terbuat. Dengan adanya tusuk gigi yang di temple dibawah membuat
seperti kentang goreng yang tinggi mencapai ujung dari tempat makanan.
Dan ada suatu Video lagi dimana mengubah orang gendut menjadi langsing. Biasanya mereka menggunakan aplikasi yang dapat mengecilkan badan dengan efek-efek seperti Photho Shop. Dan mengubah orang yang jelek menjadi cantik. Cara ini diperlukan dengan make up sebelum mereka di buat cantik. Seperti artis-artis yang ada di Indonesia. Mereka mempunyai wajah yang cantik atau tanpan dengan kulit putih karena mereka di Make Up. Sehingga ketika kita melihat yang aslinya berbeda dengan yang di televisi.
Dan ada suatu Video lagi dimana mengubah orang gendut menjadi langsing. Biasanya mereka menggunakan aplikasi yang dapat mengecilkan badan dengan efek-efek seperti Photho Shop. Dan mengubah orang yang jelek menjadi cantik. Cara ini diperlukan dengan make up sebelum mereka di buat cantik. Seperti artis-artis yang ada di Indonesia. Mereka mempunyai wajah yang cantik atau tanpan dengan kulit putih karena mereka di Make Up. Sehingga ketika kita melihat yang aslinya berbeda dengan yang di televisi.
betulll pep d'eksplorer kadang emg sering tu adanya pembohongan publik...
ReplyDeletebetul tu kta yudy be carefull with media manipulation...
good job
yeah,,,,that's right.... harus lebih extra hati - hati nich dalam mengkonsumsi junk food... alhamdulilah yach,, agku tag suka hamburger... jadi lebih mengurangi sedikit dari dampak itu... :-)
ReplyDeletegood post bro.. efek dari media memang memiliki pemgaruh yang kuat dalam membentuk citra atau pendangan kita terhadap seseorang atau suatu hal..
ReplyDeletebanyak media yg memanipulasi dan mendramatisasi sesuatu... maka dari itu, jangan percaya begitu saja..
ReplyDeleteweitzz keren..
ReplyDeleteanda dapat menjabarkan hasil perkuliahan kemarin secara detail..(terbukti bahwa Anda tidak tidur dikelas)hehe...
yups,,
ternyata ya,,
Q baru sadar..
ternyata banyak manipulasi - manipulasi yang terjadi.
membuat sesuatu menjadi terlihat sempurna..
namun kita ingat<<>>
....tak ada yang sempurna didunia ini......
Deletebetul sekali,, banyak media yg memang 'menjual kebohongan' demi mendpt keuntungan yg luar biasa..
ReplyDeleteso, we have to aware about that,
nice post..
asiiik dapat review perkuliahan kemarin....:-D
ReplyDeletethank's y pep.....
ya memang kita sering menganggap smw yang kita lihat dari media masa itu benar adanya.seperti iklan produk di televisi yang dibuat sedemikian rupa agar produknya dapat laku terjual,
dan ironisnya kita para konsumen percaya aja dgn hal itu....
"korban iklan dech"
jadi setelah dapat perkuliahan kemarin semoga kita jadi lebih realistis dan lebih bijak dalam menanggapi iklan ya teman2 ...^_^
maka dari itu pesan saya jangan melihat apapun dari luarnya saja tetapi dalam nya juga harus cucookk
ReplyDelete