Selamat datang Dalam Blog baru Saya yang ke-2 kalinya. Karena Blog saya yang satu Lupa Paswordnya. Maka Saya Pakai Blog baru Blog ini pertama saya buat untuk Tugas kuliah Selain Tugas Kuliah Pasti Akan Ada Sesuatu yang akan saya postingkan. Happy and enjoy with my blog.
Baik para pembaca yang setia menunggu bacaa dari saya. Trima
kasih sudah mau menunggu dari catatan harian dari saya pertama kali hingga
sampai sekarang. Ibaratnya dari matahari terbit sampai siang hari masih
menunggu catatan dari saya.
Sekarang dalam tulisan saya kali ini, saya akan membahas tentang Rasisme dalam
kehidupan kita. Banyak sekali sekarang istilah rasis atau dalam bahasa inggris
biasa disebut RACISM. Taukah apa itu Racism? Racism adalah dimana orang dari
kelompok atau lebih ke individu membagakan apa yang ada di dalam dirinya atau
menjelekken orang lain yang berbeda atau kelompok lain yang berbeda. Biasanya
jika suatu kelompok itu melakukan Racism, kelompok tersebut lebih banyak
populasinya dari pada yang di racism kan.
Contoh dah mungkin yang dapat kita lihat perbedaan anar suku
“A” dan suku “B”. karena suku “A” lebih mempunyai banyak populasi di suatu
daerah, suku “B” akan sering terhina. Yang kita jumpai negara Inggris. Negara
ini sering terdapat khasus racism. Ingatkah kenapa Suarez pemain Liverpool yang
tak dapat bermain sebanyak 7 pekan? Ini terjadi ketika Liverpool menghadapi
Mancester United. Ketika itu Suarez yang berkulit putih dan Evra yang berkulit
hitam. Nah kata-kata yang mengejek yang di lemparkan suarez ke evra membuat
Evra marah. Dan kemudian mengadukannya ke FIFA dan selama pekan suarez tak dapat membela timnya
Liverpool.
Itu hanya salah satu yang terlihat. Sebetulnya di Indonesia
banyak sekali kasus racism yang terjai. Ambil saja penyandang cacat. Mereka
hanyalah sekelompok kecil dari masyarakat Indonesia yang bermukim. Kasus ini
bisa di masukkan dalam Racism. Dalam kasus Racism ini. Penyandang cacat lebih
dianggap sebagai kaum yang tak bisa apa-apa. Kaum yanglemah dan terpinggirkan.
Sebetulnya kaum yang memiliki keterbatasan fisik ini mempunyai kelebihan khusus
dari orang-orang yang normal kadang bisa menjadi seorang olahragawan terkenal.
Mereka mundkin jika kita menlihat ada beberapa orang yang merasa kasian melihat
keadaan mereka. Dan diantara mereka ada yang terpaksa jadi pengemis. Tetapi
yang terjadi sebetulnya adalah mereka tidak ingin orang lain melihat mereka
dengan belas kasih atau sebagai peminta-minta. Hanya orang yang meminta-minta
hanya sebagian kecil saya dan hanya keterpaksaan saja.
Di daerah saya jugaterdapat satu penyandang cacat yang memiliki keterbatasan
tak bisa melihat. Diapun tak ingin diberikan belas kasih dari orang lain. Mungkin
jika kita melihatnya tak mengira bahwa dia mampu menghidupi keluarganya yang terdiri
dari 4 orang. Dia hanya bekerja sebagai tukang pijat urut. Mungkin matanya buta
tetapi mata hatinya tak pernah buta.
Nah dengan tulisan yang baru saja saya sampaikan semoga dapat
melihat apa yang seharusnya kita pandang ini menjadi suatu pembelajaran bagi
kita yang memiliki kelebihan lebih dalam fisik juga memangdang kelebihan dari
orang yang memiliki keterbatasan. Ini saja tulisan dari saya.
Selamat datang para pembaca sekalian. kini ane berbagi tentang Pembelajaran CTL. Ya ini yang saya dapatkan dalam kuliah. Semoga bermanfaat bagi semuanya.
Metodhe CTL adalah Pembelajaran kontekstual adalah terjemahan dari istilah Contextual
Teaching Learning (CTL). Kata contextual berasal dari kata contex
yang berarti “hubungan, konteks, suasana, atau keadaan”. Dengan demikian contextual
diartikan ”yang berhubungan dengan suasana (konteks). Sehingga Contextual
Teaching Learning (CTL) dapat diartikan sebagi suatu pembelajaran yang
berhubungan dengan suasana tertentu.
Pembelajaran
kontekstual didasarkan pada hasil penelitian John Dewey (1916) yang
menyimpulkan bahwa siswa akan belajar dengan baik jika apa yang dipelajari
terkait dengan apa yang telah diketahui dan dengan kegiatan atau peristiwa yang
terjadi disekelilingnya.
Pengajaran
kontekstual sendiri pertama kali dikembangkan di Amerika Serikat
yang diawali dengan dibentuknya Washington State Consortum for Contextual
oleh Departemen Pendidikan Amerika Serikat. Antara tahun 1997 sampai tahun 2001
sudah diselenggarakan tujuh proyek besar yang bertujuan untuk mengembangkan,
menguji, serta melihat efektifitas penyelenggaraan pengajaran matematika secara
kontekstual. Proyek tersebut melibatkan 11 perguruan tinggi, dan 18 sekolah
dengan mengikutsertakan 85 orang guru dan profesor serta 75 orang guru yang
sudah diberikan pembekalan sebelumnya.
Penyelenggaraan
program ini berhasil dengan sangat baik untuk level perguruan tinggi sehingga
hasilnya direkomendasikan untuk segera disebarluaskan
pelaksanaannya. Untuk tingkat sekolah, pelaksanaan dari program ini
memperlihatkan suatu hasil yang signifikan, yakni meningkatkan ketertarikan
siswa untuk belajar, dan meningkatkan partisipasi aktif siswa secara
keseluruhan.
Pembelajaran
kontekstual melibatkan tujuh komponen utama dari pembelajaran produktif
yaitu : konstruktivisme (Constructivism), bertanya (Questioning),
menemukan (Inquiry), masyarakat belajar (Learning Community),
pemodelan (Modelling), refleksi (Reflection) dan penilaian yang
sebenarnya (Authentic Assessment) (Depdiknas, 2003:5).
1. Konstruktivisme (Constructivism)
Setiap
individu dapat membuat struktur kognitif atau
mental berdasarkan pengalaman mereka maka setiap individu dapat membentuk
konsep atau ide baru, ini dikatakan sebagai konstruktivisme (Ateec, 2000).
Fungsi guru disini membantu membentuk konsep tersebut melalui metode penemuan (self-discovery),
inquiri dan lain sebagainya, siswa berpartisipasi secara aktif dalam membentuk
ide baru.
Menurut
Piaget pendekatan konstruktivisme mengandung empat kegiatan inti, yaitu:
1.Mengandung pengalaman nyata (Experience);
2.Adanya interaksi sosial (Social
interaction);
3.Terbentuknya kepekaan terhadap
lingkungan (Sense making);
4.Lebih memperhatikan pengetahuan awal
(Prior Knowledge).
Konstruktivisme
merupakan landasan berpikir (filosofi) pendekatan kontekstual, yaitu bahwa
pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas
melalui konteks yang terbatas.
2. Bertanya (Questioning)
Bertanya
merupakan strategi utama dalam pembelajaran
kontekstual. Kegiatan bertanya digunakan oleh guru untuk mendorong, membimbing
dan menilai kemampuan berpikir siswa sedangkan bagi siswa kegiatan bertanya
merupakan bagian penting dalam melaksanakan pembelajaran yang berbasis inquiry.
Dalam sebuah pembelajaran yang produktif, kegiatan bertanya berguna
untuk :
1)Menggali informasi, baik
administratif maupun akademis;
2)Mengecek pengetahuan awal siswa dan
pemahaman siswa;
3)Membangkitkan respon kepada siswa;
4)Mengetahui sejauh mana keingintahuan
siswa;
5)Memfokuskan perhatian siswa pada
sesuatu yang dikehendaki guru;
6)Membangkitkan lebih banyak lagi
pertanyaan dari siswa;
7)Menyegarkan kembali pengetahuan
siswa.
3. Menemukan (Inquiry)
Menemukan
merupakan bagian inti dari pembelajaran berbasis
CTL. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa bukan hasil mengingat
seperangkat fakta-fakta tetapi hasil dari menemukan sendiri (Depdiknas, 2003).
Menemukan atau inkuiri dapat diartikan juga sebagai proses pembelajaran
didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara
sistematis. Secara umum proses inkuiri dapat dilakukan melalui beberapa
langkah, yaitu :
1)Merumuskan masalah ;
2)Mengajukan hipotesis;
3)Mengumpulkan data;
4)Menguji hipotesis berdasarkan data
yang ditemukan;
5)Membuat kesimpulan.
Melalui
proses berpikir yang sistematis, diharapkan siswa memiliki sikap
ilmiah, rasional, dan logis untuk pembentukan kreativitas siswa.
4. Masyarakat belajar (Learning
Community)
Konsep
Learning Community menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari
kerjasama dengan orang lain. Hasil belajar itu diperoleh dari sharing
antarsiswa, antarkelompok, dan antar yang sudah tahu dengan yang belum tahu
tentang suatu materi. Setiap elemen masyarakat dapat juga berperan disini
dengan berbagi pengalaman (Depdiknas, 2003).
5. Pemodelan (Modeling)
Pemodelan
dalam pembelajaran kontekstual merupakan sebuah keterampilan atau pengetahuan
tertentu dan menggunakan model yang bisa ditiru. Model itu bisa berupa cara
mengoperasikan sesuatu atau guru memberi contoh cara mengerjakan sesuatu. Dalam
arti guru memberi model tentang “bagaimana cara belajar”. Dalam
pembelajaran kontekstual, guru bukanlah satu-satunya model. Model dapat
dirancang dengan melibatkan siswa.
Menurut
Bandura dan Walters, tingkah laku siswa baru dikuasai atau dipelajari mula-mula
dengan mengamati dan meniru suatu model. Model yang dapat diamati atau ditiru
siswa digolongkan menjadi :
1)Kehidupan yang nyata (real life),
misalnya orang tua, guru, atau orang lain.;
2)Simbolik (symbolic), model
yang dipresentasikan secara lisan, tertulis atau dalam bentuk gambar ;
3)Representasi (representation),
model yang dipresentasikan dengan menggunakan alat-alat audiovisual, misalnya
televisi dan radio.
6. Refleksi (Reflection)
Refleksi
merupakan cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir
kebelakang tentang apa yang sudah kita lakukan di masa lalu. Siswa mengendapkan
apa yang baru dipelajarinya sebagai struktur pengetahuan yang baru. Struktur
pengetahun yang baru ini merupakan pengayaan atau revisi dari pengetahuan
sebelumnya. Refleksi merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas, atau
pengetahun yang baru diterima (Depdiknas, 2003).
Pada
kegiatan pembelajaran, refleksi dilakukan oleh seorang guru pada akhir
pembelajaran. Guru menyisakan waktu sejenak agar siswa dapat melakukan refleksi
yang realisasinya dapat berupa :
1)Pernyataan langsung tentang apa-apa
yang diperoleh pada pembelajaran yang baru saja dilakukan.;
2)Catatan atau jurnal di buku siswa;
3)Kesan dan saran mengenai
pembelajaran yang telah dilakukan.
7. Penilaian yang sebenarnya (Authentic
Assessment)
Penilaian
autentik merupakan proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan
gambaran perkembangan belajar siswa agar guru dapat memastikan apakah siswa
telah mengalami proses belajar yang benar. Penilaian autentik menekankan pada
proses pembelajaran sehingga data yang dikumpulkan harus diperoleh dari
kegiatan nyata yang dikerjakan siswa pada saat melakukan proses pembelajaran.
Karakteristik
authentic assessment menurut Depdiknas (2003) di antaranya: dilaksanakan
selama dan sesudah proses belajar berlangsung, bisa digunakan untuk formatif
maupun sumatif, yang diukur keterampilan dan sikap dalam belajar bukan
mengingat fakta, berkesinambungan, terintegrasi, dan dapat digunakan sebagai feedback.
Authentic assessment biasanya berupa kegiatan yang dilaporkan, PR, kuis,
karya siswa, prestasi atau penampilan siswa, demonstrasi, laporan, jurnal,
hasil tes tulis dan karya tulis.
Kelemahan dan
kelebihan
A.Kelemahan
1.Harus
Dilakukan secara runtut
2.Waktu
Yang digunakan Relatif lebih panjang
3.Guru
Dituntun harus menguasai setiap element
4.Pada
awal pengembangan pembelajaran ini, guru harus bisa mengarahkan siswa untuk
aktif dalam setiap pembelajaran.
B.Kelebihan
1.Pemilihan
informasi kebutuhan individu siswa
2.Cenderung
mengintegrasikan beberapa bidang (disiplin)
3.Selalu
mengaitkan informasi dengan pengetahuan awal yang telah dimilikai siswa
4.Menerapkan
penelitian autentik melalui penerapan praktis dan pemecahan masalah
Hai para Agan-agan sekalian dan sister-sister sekalian. Apa
kabanya. Map nih telat dari yang biasanya. Sekarang ane lagi benar-benar sibuk
tanpa tau ane itu sibuk ngapain. Okay. Kali ini ijnkanlah saya sebagai penulis
plus nyang punya blog ini mau nge sharein tentang global youth culture. Tetep sama
labelnya dengan judul Culture. Kalo mau kategori yang lain. Jangan lupa
sempetin juga laiat yang lain.
Okay “Global Youth Culture” ini adalah sebuah istilah dari 3
kata yaitu “Global” artinya Sedunia, “youth”
artinya kaum atau masa muda, Dan “ Culture” artinya kebudayaan. Jadi
kalo di jadikan satu tanpa dicampur-campur jadinya Kebudayaan kaum muda
sedunia. Nah.. ini adalah antar katagori melalui teori dan kebijakan analisa
percobaan untuk mengetahui timbulnya bentuk yang complek dari campuran
kebudayaan dan ciri itu terus meningkat terus terjadi diantara kaum muda
seluruh dunia ke perkembangan dari media seperti film, televise, music
terkenal, internet, dan informasi teknologi dalam kehidupan sehari-hari.
Youth adalah alternative deviisi dalam tonggak anak remaja
dan grup sebelum dewasa. Dalam amerika lebih dari 1.1 milyar anak muda yang
berumur 15-24 tahun. Jadi saya masih bisa. Hahahah. dan ini dirasa dapat
menjadi mesin untuk mengembangkan media kebudayaan dari sosial dan berbagai
bangsa .
Dalam Global Youth Cultur sangat membangun sekali semua yang
ada di duniaini khusunya adalah dengan media-media yang ada contohnya untuk
music kita sudah mengenal dengan adanya MTV atau music television. Dalam
perfilman juga terkenal dengan Hollywood film, dan masih banyak lagi lainnya
seperti koran, Televisi, internet adan semua aspek yang popular dalam media.
Dalam Global Youth Culture terjadi perubahan tiap generasi
ke generasi. Pada er 50-an terdapat perayaan pemuda-pemudi, teddy boys, dan
gaya bermusik, cenderung ke rhythe dan blues music. Pada tahun 60-an terjadi
perputaran atau pernyerangan dalam kebudayaan. Pada tahun ini pada mempunyai
sesuatu berbeda dalam gaya hidup para kaum muda. Yaitu sex, ngedrug, dan music
beraliran rock and roll. Pada tahun70-an juga terjadi perkembangan dari segi
music, para pemuda berganti menjadi menyukai music punk, Dan pada tahun 80-an
lebih erkenal dengan musik hip-hop dan gangstar
Dengan adanya televise dan radio semakin mempermudah
terjadinya perkembangan dari masing-masing daerah. Apalagi sekarang ada
Internet, banyak sekali yang dapatdicari dari internet seperti, Microsoft,
Google, Ebay, dan Electronic Arts sangat terkenal sekali website dari global.
Banyak sekali dari China, Jepang, Hong kong, korea dan Singapore. Penggunaan
internet penggunaan benua Asia memanfaatkan sebanyak 60% dalam seluruh dunia. .
Hello dear readers. Sorry , This time the new write again . Due
to the presence of the revision a thesis never after . This time i want to
write about etnosentrisme . This time not so complete as early my writing. Only
a few can I outlines. Understandably most clay Facebook anyway. Student happy
with facebook in class. But because free use wifi at the Uksw
Okay, get on with it. Etnosentrisme is a supposition or a
tendency to see the world only from his own culture. Sometimes people often
misinterpret the proposition that Etnosentrisme often consider negative.
Actually, all that is in this world there is a negative impact and positive.
Etnosentris has an impact positive
if we defends any one of of us . For example . We of the tribe of a . One of a
tribe of we get the bad treatment of the tribe of b now we don 't receipt . Or tribe
we in the contemptible by the other . Then we will be obliged defends the tribe
of we . It the impact of positivenya . And the impact the negatives that
actually etnosentrisme is one of disunion of the . We live in a territory . When
we getting into trouble with such the impact of negative then shall be arising disunion
. And will arising hostility . And can lead to broken fraternity of which there
are in the area . Now the situation serious and will be tone bloodshed .
We live in a territory . When we get problem with such
negative impact and will cause divisions . And will cause hostility . And can
lead to broken brotherly existing in the
area . The situation serious and aka overtone bloodshed . Hence . Let us accept
etnosentrisme not too fanatic . Because will result in a split.
No war with racism. Bineka tunggal ika. And make world with peace. But no with
rest in peace.
Pada Tulisan kali ini saya menulis tentang pengalaman saya
tentang native speaker from Australia kemarin yang kami lakukan bersama-sama
dengan adik angkatan kami. Selama satu jam setengah lebih kami bersama dengan
native speaker.
Native speaker kami bernama Kirrilly. Dia berasal dari Sydney,
Australia. Dia datang ke salatiga untuk belajar tentang kebudayaan negara
Indonesia. Sedikit pandai bahasa Indonesia, Sebelum ke Indonesia Mbak Kirrilly
mampir dulu ke Bali untuk belajar kebudayaan Bali. Banyak Sekali teman-teman
saya yang bertanya, tapi saya hanya mengutip beberapa yang masuk dalam memori
saya akan saya jabarkan. Karena saya Sudah tua. Maklum lah.
Teman Saya bertanya tentang Hewan khas dari daerahnya.
Ternyata di Australia Terdapat koala, Kanguru, dan Wombat. Kalian tau apa itu
wombat? Wombat adalah binatang seperti Landak tetapi lebih gemuk. Di Australia
kita dapat bertemu dengan Sekelompok Kangguru. Karena mereka lebih suka
bersembunyi. Dan kenapa mereka bersembunyi?
Karena mereka takut akan dimangsa manusia.
Di Australia tempat yang menarik adalah taman bermain yang
bernama Golid Coast. Di Australia Jug terdapat Opera House. Tau Opera House.
Tempat dimana kita dapat menikmati hampir semua seni. Seperti Tari, Drama,
serta Music.
Selama Dia berada di Salatiga banyak sekali yang dia alami.
Banyak Sekali pengalaman-pengalaman yang dia jumpai. Indonesia dan Australia tak jauh berbeda,
karena di sana terdapat teman-teman dari Indonesia yang belajar di Australia.
Mbak Kirrily ini ternyata bisa sedikit-sedikit berbahas Indonesia. Dia belajar
bahasa Indonesia dengan menggunakan Flash Card. Yang membuat di kaget di
Salatiga yaitu di pernah tidak bia tidur karena mendengar Azan. Makanan khas
Salatiga yang dia suka adalah Pastel dan Rendang.
Kebanyakan Penduduk Australia adalah seorang Pendatang .
oleh karena itu disana tak mempunyai makanan khas. Dia sering makan Beef,
Sereal dengan Susu, Pan Cake, Minum susu, Kentang Goreng, Sandwich. Pendidikan Di Australia khusunya untuk Sekolah dasr,
SMP, dan SMA adalah 1 tahun penuh bersekolah, dan 3 bulan libur. Australia
adalah negara Santai. Tak banyak aktifitas yang mereka lakukan. Kebiasaan buruk
di Australia adalah mereka suka menggosip. Hahaha tak jauh beda dengan
Indonesia. Musik yang mereka minati adalah Pop dan lagu yang hampir sama dengan
lagu di Indonesia yaitu satu tipe dengan “Laskar Pelangi”. Dan ternyata di
Australia, bahasa Indonesia bukan Bahasa ke Dua. Dan kata-kata yang selalu saya
ingat dari Mbak Kirrliy ini ialah saat dia mencoba menjadi pemandu di kota dia.
“Saya akan mengajak kalian untuk berkeliling dan berjalan, karena Australia
jalanya datar, dan saya akan mengajak berenang” sambil terbata-bata.
Baik hanya Itu saja yang dapat saya ceritakan. Semoga
bermanfaat bagi teman-teman tapi jangan di copy paste ya.. ^.^
Terima kasih telah melihat dan
membaca setia Blog sayayang tak mewah
tapi banyak harta tersimpan. Dan mungkin menjadikan Sdr/Sdri Sekalian
bermanfaat dan dapat di tularkan. Dan jika ingin mencari sumber referensi kami
bisa dipakai. Terima kasih sebelumnya. Nah kali ini saya akan membahas tentang
Pembelajaran yang tidak Menyenagkan.
Dalam
buku “Genius Learning Strategy” Andi Wira Gunawan menegaskan bahwa
sesungguhnya tidak ada mata pelajaran yang membosankan, yang ada adalah guru
yang membosankan, suasana belajar yang membosankan. Hal ini terjadi karena
proses belajar berlangsung secara monoton dan merupakan proses perulangan dari
itu ke itu juga tiada variasi. Proses belajar hanya merupakan proses penyampaian
informasi satu arah, siswa terkesan pasif menerima materi pelajaran.
Pembelajaran
Aktif
Pembelajaran
aktif adalah pembelajaran yang menekankan keaktifan siswa untuk mengalami
sendiri, untuk berlatih, untuk berkegiatan sehingga baik dengan daya pikir, emosional
dan keterampilannya mereka belajar dan berlatih. Pendidik adalah fasilitator,
perancang suasana kelas demokratis, kedudukan pendidik adalah pembimbing dan
pemberi arah, peserta didik merupakan obyek sekaligus subyek dan mereka
bersama-sama saling mengisi kegiatan, belajar aktif dan kreatif. Disini
dibutuhkan partisipasi aktif di kelas, bekerja keras dan mampu menghargainya,
suasana demokratis, saling menghargai dengan kedudukan yang sama antar teman,
serta kemandirian akademis.
Dr.
Vernon A. Magnesen (1983) menegaskan bahwa persentase keberhasilan kita
menyerap informasi dan menyimpannya dalam memori ketika belajar adalah :
10 % dari apa yang kita
baca
20 % dari apa yang kita dengar
30 % dari apa yang kita
lihat
50 % dari apa yang kita lihat
dan dengar
70 % dari apa yang kita
katakan
90 % dari apa yang kita katakan
dan kerjakan.
PAKEM
PAKEM
adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif
dan Menyenangkan.
Aktif dimaksudkan bahwa dalam
proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa
sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan
gagasan. Belajar merupakan proses aktif dari si pembelajar (siswa)
dalam membangun pengetahuannya.
Kreatifdimaksudkan bahwa dalam proses
pembelajaran guru harus mampu menciptakan kegiatan belajar yang beragam
serta mampu membuat alat bantu/media belajar sederhana yang dapat
memudahkan pemahaman siswa. Kegiatan pembelajaran tidak musti dilakukan di
dalam kelas secara klasikal. Disamping itu siswa aktif pula bertanya, berdiskusi,
mengemukan pendapat, merancang , membuat sesuatu, melalukan demonstrasi,
membuat laporan, membuat refleksi, mempresentasikan pengetahuannya.
Efektifdimaksudkan selama proses
pembelajaran berlangsung, terwujudnya ketercapaian tujuan pembelajaran. Siswa
menguasai kompetensi dan ketrampilan yang ditargetkan kurikulum.
Menyenangkanadalah suasana belajar mengajar
yang menyenangkan dan nyaman. Siswa selaku subjek belajar tidak takut
dimarahi jika ia salah, tidak takut ditertawakan jika ia keliru, tidak
dianggap sepele, berani mencoba karena tidak takut salah.
Ciri Yang Menonjol pada PAKEM
·Pertama, adanya sumber belajar yang beraneka
ragam, dan tidak lagi mengandalkan buku sebagai satu-satunya sumber
belajar. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk lebih memperkaya pengalaman
belajar peserta didik.
·Kedua, sumber belajar yang beraneka ragam
tersebut kemudian didesain skenario pembelajarannya dengan berbagai
kegiatan.
·Ketiga, hasil kegiatan belajar mengajar
kemudian dipajang di tembok kelas, papan tulis, dan bahkan ditambah dengan
tali rapiah di sana-sini. Pajangan tersebut merupakan hasil diskusi
atau hasil karya siswa.pajangan hasil karya siswa menjadi satu ciri fisikal
yang dapat kita amati dalam proses pembelajaran.
·Keempat, kegiatan belajar mengajar bervariasi
secara aktif, yang biasanya didominasi oleh kegiatan individual dalam
beberapa menit, kegiatan berpasangan, dan kegiatan kelompok kecil antara empat
sampai lima orang, untuk mengerjakan tugas-tugas yang telah disepakati bersama,
dan salah seorang di antaranya menyampaikan (presentasi) hasil
kegiatan mereka di depan kelas. Hasil kegiatan siswa itulah yang kemudian
dipajang.
·Kelima, dalam mengerjakan pelbagai tugas
tersebut, para siswa, baik secara individual maupun secara kelompok, mencoba mengembangkan
semaksimal mungkin kreativitasnya.
·Keenam, dalam melaksanakan kegiatannya
yang beraneka ragam itu, tampaklah antusiasme dan rasa senang siswa.
·Ketujuh, pada akhir proses pembelajaran, semua
siswa melakukan kegiatan dengan apa yang disebut sebagai refleksi,
yakni menyampaikan (kebanyakan secara tertulis) kesan dan harapan mereka
terhadap proses pembelajaran yang baru saja diikutinya.
Dengan penerapan pembelajaran
Pakem di dalam kelas, siswa lebih bisa mampu untuk memahami pelajaran yang
diberikan oleh guru supaya siswa lebih berani untuk berpendapat dan diajarakan
untuk tidak takut dengan pelajaran-pelajaran yang dihadapi. Pembelajaran Pakem
bertujuan untuk mengajak siswa untuk aktif di dalam kelas supaya siswa
diajarkan untuk mandiri. Dengan pembelajaran pakem guru juga dituntut untuk
lebih kreatif dalam pembelajaran.